BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan merupakan wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik
sebagai individu maupun sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat,
warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Perilaku-perilaku yang dimaksud di atas
seperti yang tercantum di dalam penjelasan Undang-Undang tentang sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 39 ayat 2, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan
takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai
golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab,
perilaku yang bersifat persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam
kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan. Perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran, pendapat, atau kepentingan di atas melalui
musyawarah dan mufakat serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan
keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.
|
Namun
dalam kenyataan di lapangan, banyak ditemukan berbagai kendala dalam proses
belajar PKN sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai dengan
baik. Salah satu kendala itu antara lain tidak berani mengungkapkan pendapat. Salah
satu sumber kritik yang dilontarkan masyarakat adalah PKn telah digunakan
sebagai alat indoktinasi dari suatu sistem kekuasaan untuk kepentingan
pemerintahan yang ber kuasa. Eksesnya para siswa atau lulusan pendidikan
semakin telah dikondisikan untuk tidak berani mengemukakan pendapat dan koreksi
terhadap kesalahan penguasa. Nilai dan tindakan kreatif semakin terabaikan
karena masyarakat termasuk peserta didik hanya dituntut untuk menjadi penurut
dan peminta petunjuk.
Dengan
situasi seperti ini guru harus dapat mengambil suatu tindakan guna menyiasati
apa yang terjadi di kelas. Guru harus dapat mengubah strategi agar kemampuan
siswa dalam mengeluarkan pendapat semakin meningkat.
Salah satu cara yang dapat ditempuh berkaitan
dengan inovasi tugas mengajar guru adalah guru hendaknya mempunyai kemampuan
dalam mengembangkan metode mengajarnya. Metode mengajar diartikan sebagai suatu
cara atau teknik yang dipakai oleh guru dalam menyajikan bahan ajar kepada
siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Khususnya dalam hal ini adalah metode
untuk menunjang proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Pemilihan
metode mengajar ini juga perlu diperhatikan karena tidak semua materi dapat
diajarkan dengan hanya satu metode mengajar. Guru hendaknya dapat memilih
metode mengajar yang dianggap sesuai dengan materi yang hendak diajarkan. Hal
ini dimaksudkan agar pengajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dapat berlangsung secara efektif, efisien dan tidak
membosankan.
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang diwajibkan untuk kurikulum
di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum
pendidikan tinggi, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 37.
Berdasarkan hal tersebut PKn tidak bisa dianggap remeh karena merupakan
mata pelajaran yang diwajibkan, sehingga upaya-upaya untuk memperbaiki proses
pembelajaran PKn di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus terus
ditingkatkan. Kenyataan di lapangan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
masih dianggap sebagai pelajaran nomor dua atau dianggap sepele oleh sebagian
besar siswa. Kenyataan ini semakin diperburuk dengan metode mengajar yang
dipakai oleh sebagian besar guru PKn masih memakai metode konvensional atau
tradisional. Metode konvensional merupakan metode dimana guru memegang peranan
utama dalam menentukan isi dan langkah-langkah dalam menyampaikan materi kepada
siswa. Sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar
berkurang dan hanya bergantung pada guru.
Berdasarkan
observasi awal yang dilakukan peneliti dengan mengadakan tes kemampuan awal dan wawancara dengan guru PKn
kelas IV, maka penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SDN 102 Seluma.
Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), peneliti bermaksud mencobakan
metode diskusi kelompok bagi
kelas IV SDN 102 Seluma. Metode ini diterapkan agar dapat membantu guru khusunya dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu agar penyajian bahan ajar PKn
tidak lagi terbatas hanya ceramah dan membaca isi buku, sehingga diharapkan
siswa tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan materi pelajaran.
Berdasarkan
uraian di atas, peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran PKn Melalui Keterampilan
Diskusi Kelompok Kelas IV SDN 102 Seluma Tahun Ajaran 2011/2012”.
B.
Permasalahan
Dalam penelitian
ini yang menjadi permasalahan pokok adalah: Apakah melalui proses pembelajaran
PKn sebelum menggunakan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan minat belajara
siswa dalam pembelajaran PKn?
1.
Bagaimana hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
PKn sebelum menggunakan metode diskusi kelompok?
2.
Bagaimana hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
PKn setelah menggunakan diskusi kelompok ?
3.
Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa sebelum
menggunakan keterampilan menjelaskan dan metode diskusi kelompok serta sesudahnya
dalam proses pembelajaran PKn?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.
Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn
sebelum menggunakan metode diskusi kelompok.
2.
Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn
setelah menggunakan metode diskusi kelompok.
3.
Peningkatan hasil belajar siswa sebelum menggunakan
keterampilan metode diskusi kelompok serta sesudahnya dalam proses pembelajaran
PKn
D.
Manfaat Penelitian
1.
Hasil penelitian ini diharapkan, agar penulis dapat
berpartisipasi aktif secara langsung di dalam kegiatan proses pembelajaran
serta memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
2.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran PKN di Sekolah Dasar.
3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada guru-guru PKN di SD tentang penggunaan metode diskusi kelompok,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar.
E.
Penjelasan Istilah
1.
Upaya meningkatkan
Yang
dimaksud dengan upaya peningkatan dalam penelitian ini adalah usaha yang
dilakukan untuk menaikkan atau untuk mempertinggi.
2.
Hasil Belajar
Yang dimaksud dengan Hasil belajar
disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia
menerima perlakukan dari pengajar (guru).
Yang penulis maksudkan dengan proses
pembelajaran dalam penelitian ini adalah
proses interaksi atau hubungan timbalbalik antara siswa dengan guru dan antar
sesama siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
Metode Diskusi Kelompok
a.
Pengertian Metode Diskusi Kelompok
Muhibbin Syah ( 2000 ),
mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat
hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga
disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
(socialized recitation). Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat
“penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan
menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama
terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Yang dimaksud dengan metode diskusi kelompok adalah
cara pembelajaran melalui penyelidikan terhadap suatu kasus, kemudian diminta
kepada siswa untuk mencari jawaban serta
kesimpulannya. Adapun penyelidikan tersebut dilakukan secara kritis-analitis
dan logis sehingga kesimpulan yang didapat akan diyakini kebenarannya.
Adapun yang dimaksud dengan upaya meningkatkan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn melalui metode diskusi adalah:
Usaha, yang dilakukan guna untuk menaikkan atau mempertinggi kecenderungan/ keterkaitan
siswa dalam belajar pada waktu terjadinya proses interaksi antara siswa dengan
guru dan antar sesama siswa, saat kegiatan belajar mengajar melalui cara
pembelajaran. Kemudian, kepada siswa ditugaskan untuk mencari jawaban serta
kesimpulannya secara kritis dan logis, sehingga kesimpulan yang didapat akan
diyakini kebenarannya.
b.
Tujuan
Ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai guru dalam menggunakan diskusi kelompok di dalam kelas, yaitu:
1.
Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban
pertanyaan “Mengapa” yang mereka ajukan atau yang dikemukakan ole guru.
2.
Menolong siswa mendapatkan dan memahami dengan jelas
jawaban pertanyaan, hukum, dalil dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan
bernalar.
3.
Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan
masalah-masalah atau pertanyaan.
4.
Untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat
pemahaman dan untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka.
5.
Menolong siswa untuk menghayati dengan pendapat,
meningkatkan penalaran, membantu siswa untuk menggunakan bukti dalam
menyelesaikan keadaan yang meragukan.
Disamping itu ada pula
beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengenai perlunya keterampilan metode
diskusi kelompok dikuasai dengan baik yaitu sebagai berikut:
a.
Mendorong siswa berpikir kritis.
b.
Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara
bebas.
c.
Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk
memcahkan masalah bersama.
d.
Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa
alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang
seksama.
a.
Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan
dengan berbagai jalan secara bersama-sama.
b.
Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka
saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
c.
Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat
orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap
toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
c. Diskusi Kelompok Dalam Penelitian
Yang dimaksud
dengan diskusi kelompok dalam penelitian ini adalah suatu kelompok dibagi menjadi beberapa kelompok kecil,
masing-masing terdiri dari 3-6 orang. Metode ini digunakan untuk mendiskusikan
suatu topik atau memecahkan masalah. Seorang juru bicara ditunjuk untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kepada sidang lengkap dengan semua
kelompok-kelompok. Tujuan diskusi ini adalah untuk memperoleh informasi, untuk
memecahkan masalah atau mendiskusikan suatu isu.
Tugas pemimpin kelompok:
1. Membantu dalam menentukan isu atau masalah
2. Memberikan penjelasan kepada
kelompok-kelompok kecil:
a. Tentang tugasnya
b. Tentang batas waktu 5-15 menit untuk
menyelesaikan tugas-tugas
c. Menyarankan agar tiap kelompok kecil memilih
pemimpin siding dan penulisnya.
3. Meminta saran-saran untuk memecahkan
masalah, penjelasan isu atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan
4. Merangkum hasil diskusi kelompok itu atau
menugaskan salah seorang untuk melakukannya
5. Mengajukan tindakan dan studi tambahan
6. Mengevaluasi
manfaat dan kekurangan situasi belajar.
Tugas anggota
1. Membantu dan merumuskan isu atau masalah yang
dihadapi
2. Ikut memilih pemimpin dan penulis dalam
kelmpok
3. Memperjelas dan merumuskan isu atau masalah
yang dihadapi mereka.
4. Ikut melaksanakan evaluasi efektifitas
pengalaman belajar
Tugas juru
tulis
1. Mencatat seluruh pendapat anggota-anggota
kelompok
2. Merangkum pendapat kelompok
3. Melaporkan kepada siding lengkap
Metode ini
dipertimbangkan efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena dapat
mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam pembahasan
diskusi kelompok tersebut, aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh guru
adalah:
1. Pembagian kelompok
2. Penyusunan kelompok
3. Penentuan dan penjelasan topik
4. Memotivasi peserta diskusi
5. Peran guru saat diskusi berlangsung
6. Penerapan demokratisasi
7. Pemberian kesimpulan
Dari penjelasan di atas
dapat dipahami bahwa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan diskusi
kelompok siswa dituntut untuk aktif dan menjawab beberapa pertanyaan yang
diberikan oleh guru dengan membentuk kelompok kecil. Apabila menghadapi
kesulitan, siswa dapat mendiskusikan dengan siswa lain atau bertanya kepada
guru.
d.
Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi
Agar penggunan diskusi
berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
1)
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang
bersifat umum maupun tujuan khusus.
2)
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai..
3)
Menetapkan masalah yang akan dibahas.
4)
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya,
petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala
diperlukan.
b.
Pelaksanaan
Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan diskusi adalah:
1) Memeriksa
segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
2) Memberikan
pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin
dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan
dilaksanakan.
3) Melaksanakan
diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan
diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya
tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
4) Memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan
dan ide-idenya.
5) Mengendalikan
pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting,
sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak
fokus.
c.
Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan
menggunakan diskusi hendaklah dilakuan hal-hal sebagai berikut:
1)
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil diskusi.
2)
Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
B.
Konsep Tentang Hasil Belajar
a.
Pengertian Belajar
Istilah
belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era sekarang ini,
hampir semua orang mengenal istilah belajar. Lebih–lebih setelah dicanangkannya
wajib belajar. Namun, apa sebenarnya belajar itu, rasanya masing–masing orang
mempunyai pendapat yang tidak sama. Sejak manusia ada, sebenarnya ia telah
melaksanakan aktivitas belajar. Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa akitivitas belajar itu telah ada sejak adanya manusia.
Mengapa manusia melaksanakan aktivitas belajar?
Jawabannya adalah karena belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada
ahli yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. Oleh karena manusia
adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya terdapat potensi untuk
diajar. Pada masa sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat
terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir di sepanjang waktunya, manusia
banyak melaksanakan “ ritual–ritual” belajar.
Apa sebenarnya belajar itu, banyak ahli yang
memberikan batasan. Belajar mempunyai sejumlah ciri yang dapat dibedakan dengan
kegiatan – kegiatan lain yang bukan belajar. Oleh karena itu, tidak semua
kegiatan yang meskipun mirip belajar dapat disebut dengan belajar.
Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan
sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih
tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. Orang yang banyak
pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara
orang yang sedikit pengetahuannya didentifikasi sebagai orang yang sedikit
belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak
belajar.
Pengertian belajar demikian, secara konseptual
tampaknya sudah mulai ditinggalkan orang. Guru tidak dipandang sebagai satu –
satunya sumber informasi yang dapat memberikan informasi apa saja kepada para
pembelajar.
Para penulis buku
psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan
tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari
sebuah pengalaman. Selain itu, ahli–ahli psikologi mempunyai pandangan yang
berbeda mengenai apa belajar itu. Dalam pandangan psikologis, menurut Ali Imron
(1996:2 – 14), ada 4 pandangan mengenai belajar, yaitu :
1.
Pandangan Psikologi Behavioristik.
Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah suatu
kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang
bergantung kepada faktor–faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungan.
Tokoh–tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini antara lain : Pavlov,
Watson, Gutrie dan Skinner.
Teori kondisioning ini lebih lanjut dikembangkan oleh
Watson. Setelah mengadakan eksperimentasi, Watson menyimpulkan bahwa pengubahan
tingkah laku dan atau diri sendiri seseorang dapat dilakukan melalui
latihan/membiasakan mereaksi atas stimulus – stimulus yang dialami.
Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan
mencoba– coba (trial and error). Mencoba – coba ini dilakukan, manakala
seseorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu. Dalam
mencoba – coba ini seseorang mungkin akan menemukan respons yang tepat
berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya.
2. Pandangan Psikologi
Kognitif
Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu usaha
untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut,
dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari
pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan,
mempraktekkan, mengabaikan dan respon – respon lainnya guna mencapai tujuan.
3.
Pandangan Psikologi Humanistik
Pandangan psikologi humanistik merupakan anti tesa
dari pandangan psikologi behavioristik. Menurut pandangan psikologi humanistik,
belajar dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yang sebesar – besarnya
kepada individu.
Salah seorang tokoh psikologi humanistic Carl Rogers,
seorang ahli psikoterapi. Ia mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar
hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas. Siswa juga
diharapkan dapat membebaskan dirinya hingga ia dapat mengambil keputusan
sendiri dan berani bertanggung jawab atas keputusan – keputusan yang ia ambil
atau pilih.
4.
Pandangan Psikologi Gestalt
Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan
Wertheimer. Menurut pandangan psikologi Gestalt, belajar adalah terdiri atas
hubungan stimulus respon yang sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau
proses berpikir. Dalam belajar ditanamkan pengertian siswa mengenai sesuatu
yang harus dipelajari.
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman.Belajar selalu melibatkan
perubahan pada dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya oleh interaksi
antar dirinya dan lingkungannya baik sengaja maupun tidak disengaja. Perubahan
yang semata–mata karena kematangan seperti anak kecil mulai tumbuh dan berjalan
tidak termasuk perubahan akibat belajar, karena biasanya perubahan yang terjadi
akibat belajar adanya perubahan tingkah laku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 729)
menyebutkan ”belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu
dengan tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti
oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang
bersangkutan”.
Howard L Kingsly yang dikutip oleh Wasty Sumanto
(1998:104) menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam
arti luas ditumbuhkan atau diubah melalui praktek atau latihan-latihan. Dengan
demikian belajar memang erat hubungannya dengan perubahan tingkah laku
seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah laku seseorang, karena adanya
perubahan dalam tingkah laku seseorang menandakan telah terjadi belajar dalam
diri orang tersebut.
Sementara itu, Slameto (2003:2) menyatakan bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Lisnawaty Simanjuntak (1998: 38) juga memiliki
pendapat bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi
tigkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang
tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan, dan kerasukan
pada susunan syaraf atau dengan kata lain mengetahui dan memahami sesuatu
sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar.
Dalam proses belajar mengajar perlu diperhatikan
faktor-faktor seperti kemauan dan minat siswa turut menentukan keberhasilan
belajarnya. Perbedaan kemampuan siswa mengakibatkan perbedaan waktu untuk
menguasai materi pembelajaran.
Sementara itu Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam
Udin S. Winataputra (2008) mengemukakan bahwa ” apabila waktu yang disediakan
cukup dan pelayanan terhadap faktor ketahuan, kesempatan belajar, kualitas
pengajaran dan kemampuan memahami pelajaran maka setiap siswa akan mampu menguasai
materi pelajaran yang diberikan”.
Dari teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian dan tingkah laku
manusia dalam bentuk kebiasaan, penguasaan pengetahuan atau ketrampilan, dan
sikap berdasarkan latihan dan pengalaman dalam mencari informasi, memecahkan
masalah, mencermati lingkungan untuk mengumpulkan pengetahuan–pengetahuan
melalui pemahaman, penguasaan, ingatan, dan pengungkapan kembali di waktu yang
akan datang. Belajar berlangsung terus–menerus dan tidak boleh dipaksakan
tetapi dibiarkan belajar bebas dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab
atas keputusan yang diambilnya
b.
Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar
Siswa - Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa
dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya
dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa
dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi
dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja
harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa
adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
Oleh karena itu hasil belajar
yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa
setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang
dikemukakan oleh Sudjana.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-251), hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan
dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada
jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru,
hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Menurut Oemar Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah
bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart
Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1).
Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan
cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh
siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil
belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari
pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan
kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21)
menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari
luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas
pembelajaran (Sudjana, 2004 : 39).
"Belajar adalah suatu perubahan perilaku,
akibat interaksi dengan lingkungannya". Perubahan perilaku dalam proses
belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya
berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan
dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki
oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual),
bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan
personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan
demikian hasil belajar adalah
sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang
mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri
indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
C.
Ruang Lingkup Pembelajaran Bidang Studi PKn
a.
Latar Belakang
PKn dijelaskan dalam
penjelasan pasal 39 ayat 2 UU RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menyatakan bahwa:
“Pendidikan
Pancasila mengarahkan pada moral yang dapat diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari”.
Selanjutnya
juga dijelaskan bahwa:
“Pendidikan
kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemapuan dasar berkenaan dengan hubungan
antar Negara dengan Negara serta pendidikan
bela Negara-negara agar menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan Negara”
Berdasarkan
pengertian di atas maka PKn memiliki arti penting dalam rangka pembinaan dan
pembentukkan manusia Indonesia yang
berjiwa Pancasila, khususnya bagi generasi muda penerus bangsa dari pendidikan
dasar sampai pendidikan dijenjang tinggi.mereka mengemban tugas membina dan
melestarikan nilai dan moral Pancasila dengan demikian melaui PKn diharapkan siswa menjadi manusia
terdidik dan warganegara yang baik serta berperilaku sesuai dengan norma Pancasila.
b.
Pengertian
“Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia
yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari
siswa. Baik secara individu maupun anggota masyarakat, warga Negara dan makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa” (Kurikulum PKn SLTP. 1996:1).
Dari pengertian tersebut
di atas maka PKn memiliki arti penting dalam melestarikan nilai luhur dan moral
yang bersumber dari budaya bangsa, dan diharapkan siswa dapat menerapkan dalam
tingkah laku dalam kehidupan di lingkungannya, bangsa dan Negara.
c.
Fungsi
Berdasarkan pengertian
PKn dalam kurikulum pendidikan dasar maka PKn adalah
1.
Melestarikan dan mengembangkan nilai moral-moral
Pancasila yang dikembangkan itu mampu menjawab tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat,
tanpa kehilangan jati diri sebagai
bangsa Indonesia
yang merdeka, bersatu dan berdaulat.
2.
Mengembangkan dan membina siswa menuju manusia Indonesia seutuhnya yang sedikit politik, hokum
dan konstitusi Negara kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila.
3.
Membina pemahaman dan kesadaran tentang hubungan antar
warga Negara dengan sesama warga Negara dan pendidikan pendahuluan bela Negara
agar mengetahui dan mampu melaksanakan dengan baik hak dan kewajiban sebagai
warga Negara.
4.
Membekali siswa dengan sikap perilaku yang berdasarkan
nilai-nilai moral Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Tujuan
Berdasarkan pengertian
PKn maka diambil kesimpulan bahwa tujuan PKn adalah mengembangkan pengetahuan
dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila dalam rangka
pembentukkan sikap dan perilaku sebgai pribadi, anggota masyarakat dan
kemampuan untuk mengikuti pendidikan dijenjang pendidikan menengah.
e.
Ruang Lingkup
Sedangkan ruang lingkup PKn ,menurut kurikulum Pendidikan Dasar yaitu:
1.
Nilai, moral dan norma serta nilai-nilai spiritual
bangsa Indonesia
dan perilaku yang diharapkan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Penghayatan dan Pengalaman
Pancasila
2.
Kehidupan Idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
wadah Negara kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum PKn, 1996:2).
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan selain sebagai
pendidikan nilai, moral juga merupakan pendidikan politik. Adapun sasaran kedua
arah pendidikan tersebut adalah menghendaki terciptanya pribadi-pribadi manusia
Indonesia
yang akan tumbuh menjadi warga yang
tau akan posisinya di tengah-tengah
kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga mampu menjadi warga Negara yang
memilki kesadaran dan kewajibannya dalam ikut menyumbangkan peran sertanya
dalam pembangunan nasional.
D.
Keterkaitan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan
Keterampilan Diskusi Kelompok
Dalam proses
pembelajaran pada prinsipnya siswa telah memiliki minat belajar yang merupakan
minat pembawaan. Sehingga baik siswa itu sendiri maupun guru di sekolah
bertugas mengembangkan atau meningkatkan minat-minat yang telah dimiliki.
Adapun cara
membangkitkan minat tersebut menurut Sardiman AM (1986: 93) adalah:
1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
2. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman
yang lampau
3. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil
yang baik
4. Menggunakan berbagai bentuk mengajar
Sejalan dengan
pendapat di atas disini penulis berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran PKn melalu keterampilan guru dengan menggunakan diskusi
kelompok. Keterampilan menjelaskan dengan menggunakan diskusi kelompok yang
dimiliki oleh seorang guru berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Melalui
metode diskusi kelompok diharapkan siswa mengalami suasana yang bebas dalam
mengungkap suatu masalah sesuai dengan minat yang ada pada dirinya. Mata
pelajaran PKn lebih menekankan pada aspek afektif disaming kognitif dan
psikomotor, yaitu aspek nilai, sikap dan moral.
Dengan
keterampilan diskusi kelompok diharapkan akan membuat siswa lebih tertarik atau
berminat dalam belajar, karena penanaman dan pengembangan konsep nilai dan
moral dapat dicapai bila mana siswa secara langsung berinteraksi satu sama
lainnya dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu metode ini dapat memberikan pengalaman
dan keterampilan dalam mengemukakan keinginan yang ada dalam diri siswa.
Keterampilan
diskusi kelompok dalam pengajaran PKn juga merupakan salah satu variasi agar
siswa tidak menjadi bosan, maksudnya dengan pengajaran tersebut siswa akan
tertarik dan termotivasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
|
METODE
PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
- Waktu Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2011/2012
selama kurun waktu satu bulan yaitu dari
tanggal 3-27 Oktober 2011.
- Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian adalah di kelas IV SDN 102 Seluma yang terletak di desa Air Petai.
- Observator Penelitian
Peneliti
adalah guru kelas yang berpengalaman mengajar selama 4 tahun. Dalam penelitian
ini peneliti, kalbolator berjumlah satu orang yang bertugas untuk mengamati
tindakan kelas.
B.
Subyek Penelitian
Yang menjadi
subyek penelitian ini adalah penelitian terhadap siswa kelas IV SD Negeri 102 Seluma yang berjumlah 38 orang siswa.
C.
Metode Penelitian
|
D.
Cara Melaksanakan Tindakan
Proses
penelitian tindakan latar kelas ini mengikuti langkah-langkah sebagaimana yang
dikemukakan oleh MC. Togart (1993) yaitu:
1. Planning
2. Action
3. Reflektion
4. Observation
Secara rinci proses penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Pada kegiatan awal ini peneliti
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Melihat hasil belajar siswa
2. Merumuskan rencana pembelajaran
3. Mempersiapkan alat dan media
4. Menentukan waktu
b. Pelaksana tindakan
Setelah
kegiatan awal dilakukan, peneliti melaksanakan segala sesuatu yang telah
direncanakan pada tahap awal.
c. Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi dan evaluasi kemudian dilakukan refleksi dianalisis pencapaian
tingkat minat belajar siswa dengan kekurangan-kekurangan guru dalam penyampaian
materi sebagai salah satu masukan untuk perbaikan pada tindakan berikutnya.
d. Replaning
Berdasarkan
hasil refleksi pada siklus pertama peneliti menyusun rencana untuk melakukan
tindakan berikutnya yaitu:
1. Menyusun rencana pembelajaran
2. Menyiapkan alat dan media
e. Pelaksanaan dan observasi
Pada tahap ini
kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan replaning kemudian diamati dan
dievaluasi kembali hingga penerapan keterampilan menjelaskan dan diskusi
kelompok dapat berhasil.
E.
Sumber Data Penelitian
Sumber data untuk mengamati variabel yang diteliti terdiri dari lembar
penilaian hasil belajar siswa (data primer) dan lembar observasi kegiatan guru
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (data skunder). Adapun format
dari kedua instrument tersebut adalah sebagai berikut:
a)
Lembar Pengamatan I :adalah data primer yang
digunakan untuk menilai kerjasama kelompok pada siklus. Adapun format lembar
pengamatan I adalah sebagai berikut:
LEMBAR OBSERVASI KERJASAMA KELOMPOK
Siklus :…….
Tabel
I
No
|
Aspek yang dinilai
|
Skor
|
Jml
skor
|
Kriteria
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
|
Efektivitas pembagian kerja
a)
Adanya ketua kelompok yang mempunyai wewenang membagi
tugas
b)
Ketua kelompok dipilih berdasarkan musyawarah
kelompok
c)
Ketua kelompok melakukan pembagian kerja
d)
Anggota kelompok patuh terhadap pembagian kerja yang
ditetapkan
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Ketergnatungan antar anggota
kelompok
a)
Tugas antar anggota kelompok saling berhubungan
b)
Adanya perbedaan tugas antar anggota
c)
Tugas kelompok dapat selesai jika seluruh anggota
kelompok dapat selesai melaksanakan tugasnya masing-masing
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Tanggung jawab perorangan
a)
Anggota kelompok memahami tugasnya masing-masing
b)
Setiap anggota kelompok mempunyai alat dan sumber
belajar untuk menggali informasi yang dibutuhkan
c)
Seluruh anggota kelompok terlibat aktif melaksanakan
tugasnya masing-masing
d)
Setiap anggota kelompok selesai mengerjakan tugas
tepat waktu
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Komunikasi antar anggota
kelompok
a)
Setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam
pemilihan ketua kelompok atau pembagian tugas
b)
Setiap anggota terlibat komunikasi aktif (saling
bertanya, mengungkapkan ide dan memberi penjelasan)
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
(1) Kurang (2)
Cukup (3) Baik (4) Baik
b)
Format 2: Lembar pengamatan kinerja guru dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (Data skunder).
Tabel II
NO
|
ASPEK YANG DINILAI
|
PENILAIAN
|
KETERANGAN
|
||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
Perencanaan
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Membuat RPP
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Menyusun
bahan ajar
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Merumuskan
tujuan (indikator)
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Mengorganisasi
materi
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Memilih media
yang tepat
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Memilih sumber
belajar
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Menyusun alat
ukur
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
||||||
Kriteria
|
|
Tabel
III
NO
|
ASPEK
YANG DINILAI
|
PENILAIAN
|
KETERANGAN
|
||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
Perencanaan
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Membuka menutup pelajaran
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Memotivasi
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Membentuk kelompok diskusi
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Memberi informasi/menjelaskan
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Membantu siswa yang mengalami
kesulitan
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Variasi mengajar
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Memberi evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
||||||
Kriteria
|
|
F.
Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk
mengumpulkan data-data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini, penulis
menggunakan tekhnik sebagai berikut:
a. Teknik pengumpulan data primer
Teknik pengumpulan data primer
dilakukan dengan mengisi format lembar pengamatan 1 oleh peniliti untuk
mengamati hasil belajar siswa dalam pemecahan masalah setiap siklus.
b. Teknik pengumpulan data skunder
Teknik
pengumpulan data skunder dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan kinerja
guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Pengisian lembar pengamatan guru dilakukan
oleh kalobolator.
G.
Teknik Analisis Data
a)
Lembar pengamatan 1: dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk
menganailisis kerjasama kelompok pada setiap siklus dengan teknik analisis data
sebagai berikut:
Keterangan :
% AS :
Persentase tingkat kerjasama kelompok
FK :
Frekuensi kelompok
JSK :
Jumlah seluruh kelompok
b)
Lembar pengamatan 2: dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk
menganailisis tingkat parsitisipasi siswa dalam diskusi kelompok pada setiap
siklus dengan teknik analisis data sebagai berikut:
Keterangan :
% PS :
Persentase parstisipasi siswa
FS :
Frekuensi siswa
JSK :
Jumlah seluruh siswa
c)
Analisis data format 3 dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk menganalisis sejauh mana
tingkat kinerja guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada setiap siklus.
Selanjutnya indikator kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu:
Tabel
4
No
|
Rentang Skor
|
Kriteria Kerja Guru
|
1
|
<10
|
Kurang
|
2
|
10-16
|
Sedang
|
3
|
17-22
|
Baik
|
|
|
|
H.
Indikator Kinerja
Untuk mengetahui efektifitas tindakan, maka
ditetapkan indicator kinerja. Indicator tersebut berguna sebagai bahan
pertimbangan dalam merencanakan tindakan pada siklus dalam penelitian.
Indicator kerja dalam penelitian ini adalah:
- Jika sekurang-kurangnya 75% dari seluruh kelompok kerjasama kelompoknya masuk dalam criteria “Baik”
- Jika sekurang-kurangnya 75% siswa tingkat partisipasi kerja kelompoknya tergolong “Baik”
thanks you,,,bisa menambah inspirasi
BalasHapusbisa sebagai literatur nih,
BalasHapusarticleplong.blogspot.com
@ genic pito and @ MA. Yulianto : thanks atas kunjungannya.semoga bermanfaat.
BalasHapusminta izin telaah ya non
BalasHapustolong terlihatkan foto rumusnya pak. tabe
BalasHapusOleh kes
Hapusmembantu bnget buat mahasiswa yang baru blajar cara nyusun proposal kyak saya,, nice gan
BalasHapusMakasih bgt, ngebantu bgt buat latihan.
BalasHapus