Kamis, 12 Januari 2012

Makalah filsafat Islam (Hakikat dan Pengertian Islam)

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Islam dalam agama penyempurna dari agama-agama yang telah diturunkan oleh Allah kepada Ummat terdahulu, artinya Islam adalah agama terakhir. Oleh sebab itu pula sebagai agama yang sempurna tentunya Islam harus bersifat universal dan konfrehensif, dapat sesuai dengan setiap zaman dan setiap tempat dimana penganutnya berada.
Selain itupula Islam sebagai agama yang diridhai oleh Allah Swt. mestinya tidak bertentangan dengan fitrah (akal) manusia yang juga dikaruniakan oleh Allah kepada manusia sebagaimana yang dikemukakan oleh Quraish Shihab : Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu umum, karena semuanya bersumber dari satu sumber yaitu Allah Swt. Namun pada kenyataannya tidak jarang kita temukan antara akal dan wahyu dipertentangkan oleh masing-masing. Oleh sebab itu, maka dalam makalah kami ini diantara hal-ihwal yang akan kami sajikan yaitu “Bagaimana Pandangan Islam tentang Filsafat” sebagai bahan masukan untuk kita semua dan sekurang kurangnya menjadi bahan diskusi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami ketengahkan dalam makalah kami ini :
1. Apakah pengertian Islam ?
2. Apakah Islam sebagai gejala alami yang universal ?
3. Apakah Islam agama universal dan eternal?
4. Apakah Islam dapat menjadi sumber pengetahuan?
5. Bagaimanakah pandangan Islam tentang filsafat?

BAB II
PEMBAHASAN



A. Pengertian Islam
Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali dengan Islam. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap makanan, minuman, dan udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia berada di antara dua gerakan: gerakan yang menarik kepada perkara yang berguna dan gerakan yang menolak mara bahaya. Islam adalah penerang yang menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya.
Kata Islam menurut pandangan umum yang berlaku, biasanya mempunyai konotasi dengan dan diartikan sebagai “agama Allah”. Agama, artinya jalan. Agama Allah berarti jalan Allah, yaitu jalan menuju kepada-Nya dan bersumber daripada-Nya. Allah adalah Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang menciptakan, menguasai, mengatur alam semesta ini.
Islam adalah agama Allah; yang berarti Islam adalah jalan menuju kepada Allah dan yang bersumber daripada-Nya.
Secara etimologis, kata Islam memang memiliki banyak pengertian, antara lain:
a. Kata Islam yang berasal dari kata kerja aslama, yuslimu, dengan pengertian “menyerahkan diri, menyelamatkan diri, taat, patuh dan tunduk”.
b. Dari segi kata dasar salima, mengandung pengertian antara lain “selamat, sejahtera, sentosa, bersih dan bebas dari cecat/cela”.
c. Jika dilihat dari kata dasar salam, maka akan berarti “damai, aman, dan tenteram”.
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan taat dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya. Barangsiapa yang berserah diri kepada Allah saja, maka dia adalah seorang muslim. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah dan yang lainnya, maka dia adalah seorang musyrik. Dan barangsiapa yang tidak berserah diri kepada Allah , maka dia seorang kafir yang sombong.
Jadi pengertian Islam dapat disimpulkan sebagai berikut: “menempuh jalan keselamatan, dengan jalan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan melaksanakan dengan penuh kepatuhan dan ketaatan akan segala ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh-Nya, untuk mencapai kesejahteraan dan kesentausaan hidup dengan penuh keamanan dan kedamaian”.
Makna islam adalah :
1. Islam adalah Ketundukan
Allah menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan manusia sebagai hambaNya yang paling besar perannya di muka bumi. Manusia berinteraksi dengan sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya, kemudian berusaha mencari jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah berinteraksi dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai Tuhannya sehingga mereka menyembah sesuatu dari alam. Ada yang menduga-duga sehingga banyak di antara mereka yang tersesat. Ajaran yang benar adalah ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepadaNya alam tunduk patuh berserah diri. Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Alquran).
2. Islam adalah Wahyu Allah
Dengan kasih sayangnya, Allah menurunkan Ad-Dien (aturan hidup) kepada manusia. Tujuanya agar manusia hidup teratur dan menemukan jalan yang benar menuju Tuhannya. Aturan itu meliputi seluruh bidang kehidupan: politik, hukum, sosial, budaya, dan sebagainya. Dengan demikian, manusia akan tenteram dan damai, hidup rukun dan bahagia dengan sesamanya dalam naungan ridha Tuhannya. Karena kebijaksanaanNya, Allah tidak menurunkan banyak agama. Dia hanya menurunkan Islam. Agama selain Islam tidak diakui di sisi Allah dan akan merugikan penganutnya di akhirat nanti. Sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya Ad-Dien yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam. Sebab, Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah secara murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu yang Allah turunkan kepada para RasulNya terdahulu. Dengan kata lain, setiap Nabi adalah muslim dan mengajak kepada ajaran Islam. Ada pun agama-agama yang lain seperti Yahudi dan Nasrani adalah penyimpangan dari ajaran wahyu yang dibawa oleh para nabi tersebut.
3. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
Perhatikan kesaksian Alquran bahwa Nabi Ibrahim adalah muslim, bukan Yahudi atau pun Nasrani. Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja, dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama. Nabi Muhammad saw. datang menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang baru. Menurut pandangan Alquran, agama Nasrani yang ada sekarang ini adalah penyimpangan dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Isa a.s. Nama agama ini sesuai nama suku yang mengembangkannya. Isinya jauh dari Kitab Injil yang diajarkan Isa a.s.. Agama Yahudi pun telah menyimpang dari ajaran Islam yang dibawa Nabi Musa a.s.. Diberi nama dengan nama salah satu Suku Bani Israil, Yahuda. Kitab Suci Taurat mereka campur aduk dengan pemikiran para pendeta dan ajarannya ditinggalkan.
4. Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah Orang yang ingin melihat Islam hendaknya melihat Kitabullah Alquran dan Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber hukum ajaran Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku penganut-penganutnya, kecuali pada pribadi Rasulullah saw. dan para sahabat beliau. Nabi Muhammad saw. bersifat ma'shum (terpelihara dari kesalahan) dalam mengamalkan Islam. Beliau membangun masyarakat Islam yang terdiri dari para sahabat Nabi Muhammad saw yang langsung terkontrol perilakunya oleh Allah dan RasulNya. Jadi, para sahabat Nabi tidaklah ma'shum bagaimana Nabi, tapi mereka istimewa karena merupakan pribadi-pribadi didikan langsung Nabi Muhammad saw. Islam adalah akidah dan ibadah, tanah air dan penduduk, ruhani dan amal, Alquran dan pedang sebagaimana telah dibuktikan dalam hidup Nabi, para sahabat, dan para pengikut mereka yang setia sepanjang zaman.
5. Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya, tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.
6. Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus Salaam. Allah menyeru (manusia) ke Daarus Salaam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Dengan enam prinsip di atas kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad saw. bersabda, "Islam itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya." Sebagai ajaran, Islam tidak terkalahkan oleh agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah sendiri memberi jaminan.


B. Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah" - yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur'an kepada Muhammad sebagai Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam.
Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.
Umat Islam juga meyakini al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya. Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman dalam suatu ayat.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil dan suhuf para nabi-nabi yang lain) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya. Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Umat Islam juga meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah agama tauhid, dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni imannya) maka menjadikannya seorang muslim. Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab atau Ahlul Kitab.
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunni (85%) dan Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebagian besar Afrika dan Asia. Komunitas besar juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di negara-negara Arab, 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, negara Muslim terbesar berdasar populasi.



C. Islam Sebagai Gejala Alami yang Universal
Kekuatan besar, semua hukum yang meresap, yang memerintah dan yang mengatur seluruh dan bagian-bagian serta yang menyusun alam semesta ini, mulai dari noda debu yang terkecil sampai kepada galaksi raksasa yang hebat di langit yang tinggi, adalah hukum Tuhan, pencipta dan pengatur alam semesta ini.
Karena seluruh makhluk dan seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada hukum-hukum Tuhan, maka secara harfiyah seluruh alam semesta ini beserta segala isi yang ada di dalamnya adalah muslim, mengikuti dan melaksanakan Islam, karena Islam adalah tidak lain kecuali berarti kepatuhan dan penyerahan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam.
Jadi bumi, matahari, bulan, bintang-bintang dan semua benda-benda langit lainnya semuanya adalah muslim. Udara, air, panas, batu, pohon-pohonan dan binatang serta segala sesuatu yang ada dan menjadi isi alam semesta ini, adalah muslim, karena mereka patuh kepada Tuhan semesta alam dan mengikuti hukum-hukum-Nya.
Islam itu pada hakikatnya adalah jalan hidup yang alami, jalan hidup yang sesuai dengan menurut kenyataan, jalan hidup yang menurut hukum-hukum dan proses alamiah, dan jalan hidup menurut aturan dan hukum-hukum yang ditetapkan oleh Tuhan.

D. Islam Sebagai Agama Universal dan Eternal
Sebagai agama yang terakhir, Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW (sebagai utusan terakhir) berfungsi sebagai rahmatan lil’alamin yaitu rahmat dan nikmat bagi seluruh alam, utamanya bagi kehidupan manusia. Sebagai risalah yang terakhir, islam memiliki nilai universal dan eternal, sesuai dengan kebutuhan manusia. Islam memiliki bentuk ajaran yang lebih sempurna dibanding dengan ajaran sebelumnya.
Untuk memenuhi semua kebutuhan kehidupan manusia, Islam memiliki tiga inti ajaran yang merupakan inti dasar dalam mengatur kehidupan manusia. Secara umum dasar-dasar ajaran Islam itu meliputi aqidah, syari’ah dan akhlaq. Dasar-dasar tersebut menunjukkan sifat universalitas dan eternalitas Islam.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman sekitar peristiwa turunnya Adam dan Hawa (manusia) ke dunia, sebagai berikut:
     • •            

Artinya: “Kami berfirman : Turunlah kamu semuanya dari surga itu, Kemudian jira datang petunjuk-Ku lepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk_ku niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”. ( Al-Qur’an surat Al-Baqarah:38).

1. Aqidah
Tiap-tiap pribadi pasti memiliki kepercayaan, meskipun bentuk dan pengungkapannya berbeda-beda. Pada dasarnya manusia memang membutuhkan kepercayaan. Kepercayaan akan membentuk sikap dan pandangan hidup seseorang.
Tentang kepercayaan ini pada umumnya orang memberikan gambaran sebagai suatu tempat bersandar atau tempat pengembalian segala masalah yang di luar jangkauan batas kemampuan akal dan pikiran manusia. Dengan kata lain pa yang menjadi pusat kepercayaan itu dipandang memiliki sesuatu yang lebih tinggi, baik kepercayaan yang masih berkisar pada dunia yang kecil (microcosmos) atau pada alam yang melingkupi kita (macrocosmos) ataupun yang diluar keduanya.
Dalam proses manusia mencari kepercayaan akan dijumpai adanya bermacam-macam konsep dari yang masih sederhana (dinamisme, animisme) sampai kepada yang sudah sempurna (monotheisme). Dan setipp agama pasti memiliki konsep dasar kepercayaan yang oleh para ahli theology disebut sebagai pengertian-pengertian dasar keagamaan (Basic Theological Consepts)
2. Syari’ah
Pengertian syari’at dalam istilah yang sering dipakai dalam kalangan para ahli hukum islam ialah hukum-hukum yang diciptakan oleh Allah SWT untuk segala hamba-Nya agar mereka itu mengamalkannya untuk kebahagian dunia akhirat, baik hukum-hukum itu bertalian dengan perbuatan,akidah dan akhlak.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Syari’at itu kumpulan ordonasi yang diwajibkan Tuhan, berupa peraturan-peraturan, perintah-perintah, dan larangan-Nya.
b. Kumpulan hukum-hukum yang tergantung kepada perbuatan-perbuatan, akidah dan akhlak.
c. Hukum itu adalah ciptaan Tuhan untuk hamba-hamba-Nya.
d. Hukum-hukum itu diterima, dibawa dan disampaikan oleh seorang Nabi untuk umat manusia.
e. Tujuan hukum adalah agar umat manusia selamat dan bahagia duniawi dan ukhrowi.
f. Kumpulan hukum yang berkenaan dengan cara pengerjaan amal disebut dengan ilmu Fiqih.
g. Sebagai dan perundang-undangan Tuhan maka Syari’at Islam bersifat Universal dalam arti dapat diterapkan pada semua bangsa, disemua tempat dan waktu. Oleh karena itu ciri-ciri daripada syari’ah ialah:
a. Syari’ah memberikan aturan-aturan atau prinsip-prinsip umum, dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi manusia untuk mengembangkannya.
b. Sedang pada masalah-masalah yang tidak berkaitan dengan perkembangan manusia, syari’ah memberikan peraturan-peraturan yang terperinci biasanya dalam masalah-masalah yang bersifat ta’abbudy (berupa ibadah) misalnya tentng wudhu dan tayamum, tentang muhrim, pembagian harta warisan, dan zakat, masing-masing secara detail yang telah dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an.
c. Syari’ah bersifat tidak memberatkan dalam arti bahwa tuntunan syari’ah disesuaikan dengan kadar kmampuan manusia. Atau dengan kata lain hukum Tuhan tidak akan memaksa manusia sampai melampaui kadar kemampuannya.
d. Dalam syari’ah Islam lebih banyak terkandung di dalam hal-hal yang diperbolehkan (mubah) dengan sedikit sekali kewajiban yang berisi “perintah” dan “larangan” sehingga memberikan keluasaan ruang gerak kehiduoan manusia dan tidak dalam serba keterkaitan larangan-larangan yang ketat.
e. Penetapan hukkum syari’ah secara berangsur-angsur tidak sekaligus.
Prof. Dr Mahmud Syaltout dalam bukunya Al Islam Aqidah wa al-syari’ah, pengertian syari’ah dalah peraturan-peraturan yang diciptakan Allah atau yan g diciptakan pokok-pokoknya supaya manusia berpegang kepada-Nya di dalam hubungan dengan Tuhannya, hubungan dengan saudara sesama muslim, hubungan dengn alam seluruhnya, dan hubungan dengan kehidupan.


3. Akhlaq
Akhlak secara etimilogis merupakan bentuk jamak (plural) dari kata “khuluqun” diartikan sebagai perangai atau budi pekerrti, gambaran batin atau tabiat karakter. Kata akhlak serumpun dengan kata “khalqun” yang berarti kejadian dan bertalian dengan wujud lahir atau jasmani sedangkan akhlak nertalian dengan faktor rohani, sifat atau sikap bathin. Factor lahir dan batin adalah dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari manusia, sebagaimana tidak dapat dipisahkannya jasmani dan rohani.
Untuk itulah Islam lewat ajaran-ajarannya yang universal dan eternal mengatur keduanya dalam upaya pemenuhan kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Akhlak merupakan pokok esensi ajaran Islam pula-disamping aqidah dan syari’ah- karena dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa seseorang untuk memiliki hakikat kemanusiaan yang tinggi. Dengan akhlak dapat dilihat corak dan hakikat manusia yang sebenrnya. Sehigga sebenarnya inti yang hakiki misi Muhammad SAW adalah pada pembinaan akhlak mannusia.
Akhlak atau etika mennurut ajaran Islam meliputi hubungan dengan Allah (Khaliq) dan hubungan dengan sesama makhluk (baik manusia maupun nonmanusia) yaitu kehidupan individu, keluarga rumahtangga, masyarakat, bangsa, dengan makhluk lainnya seperti hewan, tumbuhan, alam sekitar dan sebagainya.
Selanjutnya akhlak dalam agama Islam adalah suatu ilmu yang dipelajari di dalamnya tingkah laku manusia, atau sikap kehidupan manusia dalam pergaulan hidup.
Praktek pelaksanaan akhlak adalah berpedoman kepada nash Al-Qur’an dan Al-Hadist, perbuatan yang dianggap benar adalah perbuatan-perbuatan yang berpijak pada kebenaran yang telh digariskan oleh nash agama yang bersumber kepada revelasi atau wahyu.
Menurut asas ilmu jiwa , menjelaskan bahwa kehidupan manusia banyak dipengaruhi unsure-unsur hewaniyah. Dan unsure hewaniyah inilah yang banyak menjerumuskan manusia ke alam yang lebih rendah dari hewan itu sendiri. Frman Allah Surat Al-A’raf:176.
    •    •                         
Artinya: “dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. Surat Al-A’raf:176).


E. Islam sebagai Sumber Pengetahuan
Imam Al-Gazali berpendapat Al-Qur’an adalah (bagaikan) samudra dan bahwa dari Al-Qur’an timbullah ilmu-ilmu awal dan akhir.
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-Qur’an. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian dan objek pengetahuan. Selanjutnya menurut Quraish Shihab dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan (pendidikan) bukan dinilai dari segi banyaknya teori-teori ilmiah yang tersimpul didalamnya melainkan yang lebih penting adalah melihat adakah jiwa dari setiap ayat-ayatnya yang menghalangi kemajuan atau bertentangan dengan penemuan ilmiah.
Islam sebagai sumber pengetahuan dengan melalui wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW yang telah dilahirkan di antara masyarakat yang buta aksara, adalah suatu perintah untuk menguasai kemampuan baca tulis dan penghargaan pena yang hanya sebagai alat penggali ilmu pengetahuan. Dapat kita lihat dalam Surat Al-Alaq: 1-5:
                        
Artinya: “ bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Kalau kita cermati diantara kandungan ayat-ayat al-Qur’an sebagai sumber pokok ajaran Islam maka kita tidak akan menjumpai satupun diantara ayatnya yang bertentangan dengan penemuan-penemuan ilmiah. Bahkan terkadang sesuatu yang belum dapat ditemukan oleh para ilmuan, Al-Qur’an telah jauh-jauh hari sebelumnya telah memberikan informasi tentangnya meskipun dalam bentuk yang sangat singkat.

F. Pandangan Islam tentang Filsafat
H.E Saifuddin Anshari telah menyimpulkan pengertian filsafat dari pengertian yang diberikan oleh para filosof bahwa :
1. Filsafat adalah ilmu yang istimewa, yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak mampu dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena berada diluar jangkauannya.
2. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa kekalian yang ada.
Ahmad Fuad Al Ahwawi menyatakan dalam kitabnya bahwa filsafat itu adalah sesuatu yang terletak diantara ilmu pengetahuan dan agama, karena disatu sisi ia mengandung permasalahan-permasalahan yang tidak dapat diketahui dan difahami sebelum orang beroleh keyakinan dan ia menyerupai ilmu pengetahuan disisi lain karena ia ia merupakan hasil akal pikiran manusia.
Antara ilmu pengetahuan dan agama inilah yang selanjutnya dalam hubungan antara akal (filsafat) dan syari’at (agama) Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa hubungan antara akal dan syari’at adalah hubungan pengetahuan, bisa jadi akal mengetahui syari’at dan bisa jadi tidak bukan untuk menetapkan adanya syari’at atau tidak adanya.
Antara ilmu pengetahuan dan agama inilah yang dimaksudkan filsafat. Banyak persoalan yang tidak dapat dijawab secara ilmu pengetahuan. Dapat diterima dan dirasakan oleh manusia. Filsafat itu adalah peninjauan yang lengkap dan dalam keseluruhan mengenai hidup manusia. Filsafat itu adalah alat untuk menguraikan kesukaran-kesukaran yang terletak diantara ilmu pengetahuan dan agama. Dan Filsafat itu adalah penggunaan pikiran yang dapat membawa manusia lepada amal dan suatu tujuan tertentu. Dapat kita lihat pada ayat Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat 7:
              •                        •            
Artinya: “Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang beraka”l.

Dari uraian singkat di atas dapat difahami bahwasanya filsafat dibutuhkan untuk memahami isi kandungan Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam dan pada dasarnya keduanya akan mengantarkan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah hanya saja kalau agama menuntun manusia melalui wahyu yang diturunkan oleh Allah secara langsung maka filsafat adalah usaha frogresif manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.







BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Islam adalah agama Allah; yang berarti Islam adalah jalan menuju kepada Allah dan yang bersumber daripada-Nya. Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "asyhadu an-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah" - yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah".
Kekuatan besar, semua hukum yang meresap, yang memerintah dan yang mengatur seluruh dan bagian-bagian serta yang menyusun alam semesta ini, mulai dari noda debu yang terkecil sampai kepada galaksi raksasa yang hebat di langit yang tinggi, adalah hukum Tuhan, pencipta dan pengatur alam semesta ini.
Untuk memenuhi semua kebutuhan kehidupan manusia, Islam memiliki tiga inti ajaran yang merupakan inti dasar dalam mengatur kehidupan manusia. Secara umum dasar-dasar ajaran Islam itu meliputi aqidah, syari’ah dan akhlaq. Dasar-dasar tersebut menunjukkan sifat universalitas dan eternalitas Islam.

B. Saran
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca terkhusus untuk penulis sendiri. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca Sangay penulis harapkan guna perbaikan makalah dimasa yang akan datang.






DAFTAR PUSTAKA







A’la Maududi, Abu. 1967. Towards Understanding Islam. Islamic Fublication Ltd, Lahore, Dacca

Anshari, E. Saifuddin. 1980. Kuliah Al Islam. Bandung: Perp. Salman ITB,

Bakar, Abu Aceh. 1970. Sejarah Filsafat Islam. Semarang : CV Ramadhoni

Gazalba, Sidi. 1975. Anzis Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang

Madkur, Ibrahim. 2004. Aliran dan Teori Filsafat Islam. Bumi Aksara : Jakarta.

Nasution, Dr. Harun. Beberapa konsep ketuhanan dapat dibaca buku “Filsafat Agama”

Dr. H. Waly, Muhibbuddin MA. 1971. Sejarah Syari’ah Islam di Indonesia. Majalah Ilya Ulumuddin, No 12 Juni.

http://js.ugm.ac.id/kabar/kabar-js/231-diskusi-terbatas-islam-sebagai-sumber ilmu.html

http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/12/filsafat-pendidikan-islam/

http://www.yousaytoo.com/hakikat-islam/466798